Bersama Istri Camat Lurah dan Kades, Herfida Atas Petakan Potensi UMKM Bulukumba
Bulukumba- Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Bulukumba bersilaturahmi dengan para istri Camat, Lurah dan Kepala Desa (Kades) di Pendopo Rujab Bupati Bulukumba, Jumat dan Sabtu, 25 dan 26 November 2022.
Ketua Dekranasda Bulukumba Andi Herfida Attas menjelaskan, pihaknya sengaja mengundang para istri-istri camat, lurah dan kades untuk bersilaturahmi, sekaligus membahas UMKM, terutama kerajinan tangan di kelurahan dan desa masing-masing.
"Pendataan dari tingkat dasar ini yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan UMKM," kata istri dari Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf di Pendopo Rujab Bupati Bulukumba, Sabtu, 26 November 2022.
Menurutnya kerajinan tangan Bulukumba, punya potensi yang luar biasa untuk dikembangkan. Hanya saja, dibutuhkan skema kerja yang lebih terorganisir dan itu dimulai dari tingkat kelurahan dan desa.
"Makanya, kita ketemu langsung dengan ibu-ibu lurah dan kades. Ini untuk menyamakan persepsi, bagaimana memajukan UMKM di wilayah masing-masing," ungkapnya.
Pertemuan ini, katanya, harus ditindak lanjuti melalui pendataan UMKM di bidang kerajinan tangan. Setelah pendataan nanti, maka akan diverifikasi dan divalidasi kembali untuk skala prioritas.
"Jadi nanti ada kelas-kelasnya. Misalnya, kelas A sudah layak produksi tapi terkendala dengan alat. Sehingga, harus sama-sama dicarikan solusinya," ujar Andi Herfida Attas, yang juga Kadis Kebudayaan Kota Makassar.
Istri Kades Baruga Riattang Kecamatan Bulukumpa, Indri Yustisi menyampaikan bahwa inisiatif dari Dekranasda ini, betul-betul positif karena akan ada yang menaungi dan mencarikan solusi untuk pengembangan UMKM kerajinan tangan di desa.
"Sebenarnya banyak yang bisa berproduksi di desa, tapi terkendala dengan pemasaran karena standar yang dibutuhkan pasar, sehingga memang dibutuhkan bimbingan," jelasnya.
Sementara, istri Camat Ujung Loe, Indah Rahim menyampaikan rasa syukur dapat bertemu langsung dengan istri Bupati selaku Ketua Dekranasda Bulukumba.
Dengan adanya diskusi seperti ini, katanya, maka akan ditahu di mana letak kendala dan permasalahan untuk pengembangan UMKM.
"Seperti yang dipaparkan tadi bahwa ada beberapa yang bisa dijadikan potensi. Ada beberapa juga yang sudah berkembang di provinsi," jelasnya.
"Masih ada yang perlu dikembangkan, seperti sambal biji karet dari Desa Tamatto. Tas Mutiara juga sempat dibahas untuk pengembangannya," sambung Indah.