Pemda Bulukumba Gagas Pendidikan Back To Nature di Sekolah

Pemda Bulukumba Gagas Pendidikan Back To Nature di Sekolah

Bulukumba,- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan melakukan kolaborasi dalam menggagas gerakan menanam bagi seluruh siswa di Bulukumba, baik di tingkatan SD, SMP maupun tingkat SMA.

Gerakan menanam ini bisa dikatakan sebagai upaya kembali ke alam atau "back to nature". Dasar dari gagasan ini sejalan dengan Program Kampung Iklim (Proklim) dan program bibit unggul yang saat ini dijalankan pemerintah daerah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Andi Buyung Saputra menjelaskan, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dengan para kepala sekolah maupun stakeholder pendidikan untuk membahas pelaksanaan kegiatan siswa menanam ini.

Gerakan menanam atau kembali ke alam bertujuan untuk memberikan penyadaran secara dini kepada generasi muda, khususnya kepada akan pentingnya menanam dan merawat tumbuhan guna melestarikan alam yang semakin tergerus.

"Jadi nanti kita wajibkan setiap siswa memiliki minimal 1 tanaman produktif yang ditanam dan rawat," ungkap Buyung Saputra, Senin 5 September 2022.

Kegiatan menanam bagi siswa ini, lanjutnya akan didampingi dan terus dipantau oleh gurunya, terkait perkembangan tanaman masing-masing siswa. 

"Ini semacam pendidikan ekstrakurikuler, yang diharapkan siswa memiliki kepedulian terhadap tanamannya masing-masing," bebernya.

Adapun tanaman yang dipilih adalah tanaman jangka pendek, seperti sayuran, cabai dan tomat. Begitu juga diharapkan ada tanaman jangka panjang di masing-masing rumah siswa seperti nangka, mangga, jeruk, dan tanaman produktif lainnya. Termasuk juga di halaman sekolah nantinya wajib ada aneka macam tanaman produktif yang ditanam sesuai kondisi alamnya.

Jauh sebelumnya, apalagi setelah harga BBM naik, Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf menghimbau warga untuk memanfaatkan areal halaman rumah dengan menanam tanaman produktif.

Selain itu kepentingan ketahanan pangan keluarga untuk menghemat pengeluaran rumah tangga, gerakan ini juga diharapkan lebih massif dilakukan agar memaksimalkan lahan yang menganggur.  Jika pun sebuah rumah tangga tidak memiliki lahan yang besar di kediamannya untuk menanam, maka warga menggunakan sistem Tabulampot adalah teknik menanam tanaman buah di dalam pot.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Thaiyeb Maningkasi menyampaikan akan melakukan upaya mendekatkan sarana produksi perbibitan melalui pembangunan Demplot di setiap desa kelurahan untuk mensuplai kebutuhan bibit sayuran yang akan ditanam di lahan pekarangan, baik di rumah maupun kantor. 

"Kami juga akan memaksimalkan peran penyuluh pertanian untuk memberikan edukasi kepada warga untuk menanam, termasuk memberikan pendampingan ke sekolah," ungkap Thaiyeb.

Jika program menanam siswa ini dilakukan di seluruh wilayah Bulukumba, maka tentu ketersedian pangan keluarga juga akan lebih stabil tanpa harus tergantung dari situasi ekonomi nasional dan daerah.(*)