PENANGANAN ANAK TIDAK SEKOLAH, BUPATI ANDI UTTA MINTA SELURUH STAKEHOLDER LEBIH PROAKTIF

PENANGANAN ANAK TIDAK SEKOLAH, BUPATI ANDI UTTA MINTA SELURUH STAKEHOLDER LEBIH PROAKTIF

Bulukumba – sebagai upaya penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS), Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bulukumba menggelar Rapat Koordinasi terkait Rencana Aksi Percepatan Penanganan Anak Tidak Sekolah (RA-PPATS), senin (4/10/2021) di Grand 99 cafe & resto. Rakor yang dihadiri langsung Bupati Bulukumba H. A. Muchtar Ali Yusuf, diikuti pula Anggota DPRD Bulukumba Muhammad Bakti, para Kepala OPD terkait, para Camat, Kepala Desa, pengurus Dewan Pendidikan Kab. Bulukumba, pengurus TP-PKK Bulukumba, para Koordinator Pendamping Desa, serta Koordinator USAID Madani Kabupaten Bulukumba. Sekretaris Bappeda Amran Syaukani dalam laporannya menuturkan kegiatan tersebut untuk memastikan kesiapan seluruh stakeholder dalam mengimplementasikan program PPATS di Kabupaten Bulukumba, PPATS sendiri merupakan sebuah program yang diinisiasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama UNICEF sebagai respon atas tingginya ATS di Sulawesi Selatan termasuk Bulukumba. Kabupaten Bulukumba ungkap Amran merupakan salah satu lokasi pilot project PPATS tahun 2020 dan tahun 2021, dimana pada tahun 2020 terdapat 2 Desa yang menjadi lokus yaitu Desa Tanah Harapan dan Desa Darubiah, serta di tahun 2021 bertambah 2 Desa yakni Desa Dampang dan Desa Balong. Bupati Muchtar Ali Yusuf menyebutkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba saat ini masih berada di angka 68,99 persen yang menempati urutan ke 15 dari 24 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan dimana hal tersebut menurut Bupati jauh dari yang diharapkan. Komitmen dan upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan pendidikan di Kabupaten Bulukumba kata Bupati, harus senantiasa dibenahi seiring dengan tuntutan dan kebutuhan layanan pendidikan itu sendiri, serta harus dilaksakan secara profesional, menyeluruh, bermutu, dan merata. “atas kebutuhan hal tersebut, maka penting dilakukan upaya identifikasi persoalan dan perencanaan yang baik di sektor pendidikan dalam upaya peningkatan kualitas tersebut yang juga akan berdampak pada peningkatan IPMnya kita,” ucap Bupati. Bupati juga mengatakan, dalam meningkatkan dan mengembangkan pendidikan, terdapat tantangan tersendiri dalam implementasinya, termasuk tantangan saat ini dengan banyaknya anak-anak di Bulukumba yang putus sekolah dimana angkanya cukup fantastis yaitu mencapai kurang lebih 8.688 anak mulai usia 7 hingga 18 tahun yang di sebabkan berbagai macam faktor, salah satunya ekonomi. “untuk itu program saya kedepan bagaimana ekonominya kita meningkat di berbagai sektor, kalau kita punya finasial yang cukup maka SDMnya kita bisa meningkat, karena kebanyakan anak putus sekolah itu karena masalah finasial,” ungkap Andi Utta sapaan Akrab Bupati. Olehnya itu Bupati mengajak kepada seluruh stakeholder terkait untuk bersama-sama berkomitmen untuk memiliki tanggungjawab agar anak-anak tersebut untuk dapat kembali bersekolah dengan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing anak tersebut demi mewujudkan generasi emas Bulukumba kedepan sesuai denga visi misi Bupati dan Wabup. Serta diharapkan pula Pemerintah Desa dan Lurah untuk terus lebih proaktif terlibat dalam mensukseskan program tersebut untuk memastikan setiap warganya mendapatkan hak pendidikan sehingga terjadinya anak-anak putus sekolah dapat dicegah.