Penyandang Disabilitas Belajar Jurnalistik di Perpustakaan Bulukumba
Bulukumba,- Bertempat di perpustakaan Kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Bulukumba, belasan warga penyandang disabilitas belajar dasar dasar jurnalistik.
Pelatihan jurnalistik ini adalah bagian dari program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Tujuannya adalah bagaimana aktifitas perpustakaan itu tidak hanya memberikan layanan literasi, namun juga menyentuh aspek lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas SDM warga Bulukumba.
Selain meningkatkan minat baca dan indeks literasi, perpustakaan ini diharapkan lebih menggema lagi, tidak hanya pada lingkup internal, tapi juga mencakup seluruh masyarakat Kabupaten Bulukumba.
"Jadi untuk kelas hari ini, kita akan mendapat materi jurnalistik atau bagaimana cara menulis yang baik," ungkap Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Andi Sri Arianto, saat menyampaikan sambutan, Rabu 5 Oktober 2022.
Sebelumnya, Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Bulukumba telah mengusulkan melalui persuratan terkait usulan prioritas kebutuhan pelatihan/pengembangan potensi penyandang Disabilitas tahun 2022/2023, yang mana salah satu usulan kebutuhan tersebut adalah pelatihan jurnalistik dalam penulisan berita dan media sosial tanpa hoax.
Ketua PPDI, Suherman menyampaikan bahwa dengan pelatihan tersebut, rekan rekannya yang tergabung dalam PPDI mendapat wawasan baru terkait ilmu jurnalistik dan perkembangannya utamanya dalam era digital saat ini.
"Tentu kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan karena telah memfasilitasi pelatihan seperti ini," ungkapnya.
Kepala Bidang Humas Andi Ayatullah Ahmad sebagai pemateri di pelatihan ini mengutarakan bahwa penyandang Disabilitas juga perlu wadah untuk menyalurkan bakat menulis, dan bukan cuma penyandang Disabilitas tapi semua masyarakat yang berkeinginan untuk menulis.
"Jadi pelatihan berbasis inklusi ini menjadi wadah bagi saudara saudara kita penyandang disabilitas untuk berbagai ilmu dan wawasan terkait dunia jurnalistik maupun media sosial," bebernya Andi Ulla sapaan akrabnya.
Dikatakan, dalam pelatihan itu, tidak hanya teknik menulis berita atau rilis, tapi juga bagaimana memahami dan bijak dalam menggunakan media sosial.
"Kami juga menjelaskan perbedaan media massa dan media sosial, dan bagaimana bijak dalam menggunakan medsos. Tidak sembarang posting atau sembarang share, terutama postingan yang tidak jelas atau hoax," bebernya.
Pada pelatihan ini, Andi Ulla memaparkan jenis-jenis berita dan contohnya secara detail, termasuk teknis penulisan berita secara sederhana dengan rumus 5W+1H (What, Where, Who, When, Why, dan How).