Sapi Wagyu Pertama Lahir di Bulukumba, Puluhan Wagyu Lainnya Segera Lahir

Sapi Wagyu Pertama Lahir di Bulukumba, Puluhan Wagyu Lainnya Segera Lahir
Sapi Wagyu Pertama Lahir di Bulukumba, Puluhan Wagyu Lainnya Segera Lahir

Bulukumba,- Sebagai daerah potensial pengembangan sapi potong, Pemerintah Kabupaten Bulukumba mendorong peningkatan produksi dan kualitas sapi potong, salah satunya bibit unggul sapi Wagyu yang dikenal memiliki daging premium.

Pembibitan sapi unggul ini menjadi program dari Kampung Sapi yang telah dicanangkan beberapa waktu yang lalu di Desa Salassae Kecamatan Bulukumpa.

Hasilnya, untuk pertama kalinya di Kabupaten Bulukumba, telah lahir sapi Wagyu dari hasil Inseminasi Buatan (IB) Straw atau semen beku sapi Wagyu pada sapi Bali. Semen beku sapi Wagyu merupakan hasil produksi Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang- Bandung Jawa Barat.

Kepala UPTD Perbibitan Ternak dan Hijauan Pakan Ternak, Suriya Darma mengungkapkan bahwa sapi Wagyu pertama hasil IB tersebut dilakukan oleh Inseminator Adi Putra di Desa Salassae dengan data analisa panjang badan 57 cm, tinggi badan 69 cm, lingkar dada 80 cm, dan badan 34 kg.

"Lahir sekitar akhir bulan ramadan yang lalu di Desa Salassae dari peternak Muh.Yusuf," ungkap Suriya, Rabu 10 Mei 2023.

Dikatakan pihaknya saat ini masih terus melakukan pemantauan terhadap sapi-sapi yang bunting hasil IB dari Straw sapi Wagyu. Masih ada sekitar 40-an sapi bunting yang menunggu kelahiran di bulan Juni dan Juli ini.

"Kita ingin melihat apakah persilangan antara sapi Bali dengan sapi Wagyu ini memiliki kualitas daging yang premium. Artinya kalau dagingnya premium maka nilai jualnya juga akan tinggi," bebernya

Suriya optimis sapi Wagyu hasil Inseminasi Buatan yang diproduksi dari Kampung Sapi akan menjadi bibit unggul di masa mendatang. Bahkan jika ini berhasil maka jenis sapi ini akan menjadi komoditas sapi unggul yang diberi nama "Si Bayubul" atau singkatan dari Sapi Bali-Wagyu asal Bulukumba.

Untuk menghasilkan daging premium dari bibit sapi Wagyu, lanjutnya harus juga didukung dengan pakan yang berkualitas selama pemeliharaan. Sapi tersebut, katanya sudah bisa dijual atau dipotong di usia 1 sampai 2 tahun.

"Biar bibitnya bagus, tapi kalau pakannya kurang baik, hasilnya juga tidak berkualitas," bebernya.

Untuk diketahui, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama komunitas peternak sapi menginisiasi terbentuknya Kampung Sapi yang terdiri dari 5 kecamatan potensial dalam pengembangan sapi, yaitu Kecamatan Bulukumpa, Kajang, Rilau Ale, Gantarang dan Ujungloe.

Kampung Sapi merupakan program terpadu dengan berbagai item kegiatan seperti panen pedet hasil inseminasi buatan (IB), demonstrasi IB, pendaftaran asuransi ternak dan pelayanan kesehatan ternak.(*)