BUPATI INGIN GREBEK STUNTING, AHLI : PERTAMA DI INDONESIA

BUPATI INGIN GREBEK STUNTING, AHLI : PERTAMA DI INDONESIA

Bulukumba – Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf menyatakan komitmennya untuk menurunkan angka Stunting melalui aksi grebek Stunting . Grebek stunting dilakukan melalui pendeteksian atau pelacakan dari rumah ke rumah dan setiap warga yang terdeteksi akan rumahnya akan dipasangi sticker. Bupati meminta OPD terkait untuk segera melakukan langkah-langkah untuk merespon hal ini. Hal tersebut diungkapkan Bupati saat memberi sambutan pada acara Rembuk Stunting, kamis (26/8/2021) di Pendopo Rujab Bupati. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua DPRD Bulukumba Hj. Sitti Aminah Syam, Pejabat mewakili unsur Forkopimda, dan para Kepala OPD terkait. Hadir pula sebagai Narasumber, yaitu Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappelitbangda Prov Sulsel Dr. Andy M.Si, Ketua Pusat Stunting SDGs Center Unhas Dr. Djunaidi M Dachlan, Sementara para Kepala Puskesmas, Camat, Lurah dan Kepala Desa ikut secara virtual. Diketahui, stunting merupakan kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bulukumba Ferryawan Z Fahmi menuturkan, Rembuk Stunting merupakan suatu langkah perting yang harus dilakukan Pemerintah Kabupaten Bulukumba untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intevensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama. Ditambahkan Kepala Bappeda yang juga Ketua Tim Pencegahan dan Penanganan Stunting Kab. Bulukumba, bahwa kegiatan tersebut adalah perwujudan dari komitmen pemerintah daerah untuk menuntaskan pelayanan hak dasar masyarakat di bidang kesehat Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf juga mengungkapkan bahwa, selain masalah penanganan wabah covid-19, saat ini terdapat tiga isu utama bidang kesehatan yang menjadi perhatian pemerintah, yaitu Stunting, Tuberculosis, dan Imunisasi, dimana Indonesia adalah negara ke 5 dengan jumlah balita tertinggi yang mengalami stunting. “dari 23 ribu anak balita di kabupaten bulukumba, ada sekitar 3.59 persen anak yang mengalami stunting,” ungkap Bupati. Bupati juga mengatakan bahwa kekurangan gizi pada masa kanak-kanak berkonsekuensi bukan saja di usia kecil anak, tetapi akan berdampak sepanjang hidupnya, yang jika tidak ditangani dengan baik, maka persoalan stunting yang masif dapat mengganggu produktivitas nasional dan mengancam generasi muda dan bangsa. “olehnya itu, pemerintah menyadari betul persoalan ini dan telah menjadikan penanggulangan stunting sebagai prioritas nasional,” terang Andi Utta sapaan akrab Bupati. Selain itu, sebagai bentuk perhatian besar Bupati terhadap permasalahan stunting di Kabupaten Bulukumba, maka kedepan akan dibentuk sebuah program yaitu grebek stunting guna untuk mengantisipasi serta menanggulangi masyarakat yang terdampak stunting di Bulukumba. “saya akan buat grebek stunting, sehingga kita bisa antisipasi dan proteksi masyarakat kita yang terdampak, tolong dijadikan perhatian dan program ini akan terus saya pantau,” ucap Bupati saat memberikan arahan. Merespon keinginan Bupati, Ketua Pusat Stunting SDGs Center Universitas Hasanuddin yang juga Ahli dalam penanganan Stunting, Dr. Djunaidi M. Dachlan mengungkapkan jika ini adalah yang pertama dilakukan di Indonesia, saya sangat mengapresiasi dan inilah sebenarnya kunci dari pertemuan kita hari ini, jika ini dilakukan secara terintegrasi maka persoalan Stunting akan cepat diselesaikan, ujar Djunaedi. Pada kegiatan tersebut juga dilakukan penandatangan pernyataan komitmen bersama Pelaksanaan Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting di Kabupaten Bulukumba.