DISPAR LATIH PENGELOLA HOMESTAY

DISPAR LATIH PENGELOLA HOMESTAY

Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Pariwisata melatih pengelola homestay di Kabupaten Bulukumba. Sebanyak 40 peserta mengikuti pelatihan manajemen homestay di Hotel Agri, Selasa 18 Juni 2019.

Menurut Panitia Pelaksana A. Aryono, rangkaian pelatihan tersebut akan dibagi dalam 4 tahap, yaitu pelatihan manajemen homestay, pelatihan pemandu wisata tracking, pelatihan pemandu wisata selam, dan pelatihan pemandu wisata budaya. “Saat ini, kami baru melaksanakan tahap pertama untuk pelatihan manajemen homestay,” beber Aryono.

Homestay, kata Aryono merupakan salah satu strategi dari pemerintah untuk menggalakkan pariwisata berbasis masyarakat. Pengembangan pariwisata meniscayakan pelibatan berbagai sektor. “Pengembangan pariwisata tidak dapat berdiri sendiri, namun senantiasa bersinggungan dengan aspek lainnya, seperti ketersediaan akomodasi para pengunjung seperti hotel dan homestay,” ujarnya.

 

Wakil Bupati Tomy Satria Yulianto yang membuka acara pelatihan mengaku bangga melihat para peserta yang hadir didominasi oleh generasi muda dari beberapa kecamatan, seperti Kindang, Bontobahari dan Kajang. Tomy percaya bahwa generasi mudalah sebenarnya yang menjadi driver (penggerak) maju tidaknya pariwisata suatu daerah. Merekalah yang menjadi ujung tombak dalam mendorong pertumbuhan kegiatan-kegiatan kepariwisataan.

Tomy memberikan contoh di daerah-daerah wisata seperti Bali, Lombok dan Jogja. Di sana penggerak atau tulang punggungnya pariwisata ada pada anak muda. “Di anak mudalah candradimuka kegiatan-kegiatan kreatif, dan di situlah tempatnya upaya mencari inovasi-inovasi yang membuat wisatawan ingin kembali berkunjung,” ujarnya.

Melalui pelatihan seperti ini, lanjut Tomy, harus dapat merubah mindset kita pada aspek hospitality atau pelayanan dan keramahan sebagai tuan rumah.

“Tamu harus dilihat sebagai raja yang harus dilayani dengan baik karena dari situlah kita meyakini ada dampak ekonomi bagi daerah kita,” ungkapnya.

Tomy meminta masyarakat yang rumahnya dijadikan homestay akan agar menata sarana prasarananya dengan baik, seperti toiletnya, begitu pula pada aspek pemberian pelayanan kepada tamu yang datang harus lebih baik.

“Jika selama ini manfaat dari kegiatan kepariwisataan dirasakan oleh resort dan hotel, maka kita berharap efek positif dari sektor pariwisata kita juga dirasakan oleh masyarakat yang menyiapkan rumahnya sebagai homestay,” pinta Tomy.

Hadir mendampingi Wakil Bupati, Kepala Dinas Pariwisata Muh Ali Saleng, dan Pengurus ASITA Sulawesi Selatan, Syulkarnain Syam yang juga bertindak sebagai narasumber pelatihan.(A3/Humas)