SARDIANA DAMPINGI WABUP BICARA TERKAIT PROGRAM PAMSIMAS
Ada yang menarik ketika berlangsung acara pembukaan Pelatihan Penguatan Pemerintah Desa/Kelurahan dan Kecamatan untuk Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang digelar di Hotel AGRI Bulukumba, Senin 1 Juli 2019.
Saat Wakil Bupati Tomy Satria menyampaikan sambutan, tiba-tiba ia memanggil pengelola program Pamsimas dari Kelurahan Tanah Beru yang dinilai berhasil menjalankan upaya penyediaan air minum bagi masyarakat.
“Mana yang dari Tanah Beru?, ke siniki bu, dampingi saya di sini (podium). Sampaikan apa yang telah ibu lakukan di sana,” pinta Tomy
Pengelola air minum asal Tanah Beru yang bernama Sardiana pun beranjak dari tempat duduknya menuju podium. Setelah berada di samping Wakil Bupati, ia lalu menceritakan apa yang telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari.
“Saya adalah salah satu dari pengelola air Nursamsam. Dulu air di Tanah Beru sangat sulit sekali, tapi sekarang alhamdulillah warga sudah menikmati air bersih. Setelah air tersambung di rumah warga, banyak yang sudah memiliki usaha di rumahnya,” ungkapnya.
Dari pengelolaan air tersebut, lanjut Sardiana, pihaknya sudah beromzet 200 juta rupiah lebih, dan bahkan sudah membangun kantor sekretariat. “Adapun jumlah pelanggan saat ini berjumlah 347 rumah dengan dua kategori, yaitu pelaku usaha dan rumah tangga,” bebernya.
Setiap bulan pelanggan membayar biaya beban 10 ribu rupiah ditambah dengan jumlah pemakaian. Harga perkubiknya bagi pelaku usaha sebanyak Rp4.500 sedangkan bagi rumah tangga Rp3.500.
Wabup Tomy Satria menyebut sejak 2008 hingga tahun 2018, terdapat 108 desa/kelurahan yang telah mendapatan Program PAMSIMAS ini. Saat ini 87 di antaranya terkategori hijau atau berfungsi dengan baik, 11 desa berkategori kuning atau berfungsi sebahagian dan 10 desa berkategori merah atau tidak berfungsi sama sekali.
Untuk itu, ia mengajak pemerintah desa untuk mengalokasikan dana desanya untuk mengelola Pamsimas. Setelah dana desa digulirkan ke desa, seharusnya kata Tomy, pengelolaan Pamsimas ini sudah menjadi tanggungjawab desa karena urusan ini terkait dengan kebutuhan dasar masyarakat.
“Melalui kegiatan ini, kita berharap ada transfer pengetahuan, transfer skill dan transfer kewenangan dalam pengelolaan air bersih,” ungkapnya.
Jika pengelolaan air bersih ini dikembangkan di desa, lanjut Tomy maka akan banyak efek dominonya kepada desa itu sendiri. Di samping kebutuhan dasar warga terpenuhi, juga bisa dikelola dengan menghasilkan pendapatan seperti yang dilakukan di Tanah Beru.
“Secara regulasi, pengelolaan Pamsimas bisa dilakukan oleh Bumdes, sehingga bisa menambah pendapatan asli desa,” bebernya
Dalam laporannya Kabid Prasarana Wilayah dan SDA Bappeda, Amran Syaukani menyampaikan bahwa tujuan pelaksanaan pelatihan penguatan yang berlangsung selama 4 hari tersebut, adalah untuk meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah kecamatan dan desa dalam rangka integrasi Pamsimas ini ke RPJM Desa, sehingga dalam pengelolaan dan penganggarannya nanti sudah masuk dalam perencanaan desa.
“Kita berharap pemerintah kecamatan dan desa memiliki komitmen yang kuat dalam mendukung pelaksanaan program Pamsimas,” pintanya.(A3/Humas)